Manfaat Mengetahui Anggota Jima;
Jika dikatakan "anggota jima'" bayahgan
kebanyakan orang adalah pada zakar (kelamin lelaki) dan faraj (kelamin
wanita). Bayangan ini kurang tepat, karena anggota
jima' tidak terbatas kepada kedua alat itu saja, tetapi meliputi seluruh tubuh manusia,
baik yang nampak maupun yang tersembunyi. Pikiran dan perasaan ju-ga anggota
jima'; telaga al kautsar, - yaitu istilah Melayu untuk langit-langit tekak juga
anggota jima'; aura tubuh juga anggota jima' dan sebagainya. Pada tubuh manusia,
baik suami maupun isteri, terdapat lekuk-lekuk tubuh tempat
pusat rangsangan dan gairah terjadi, baik sebelum istimta (pemanasan),
ketika istimta, sewaktu jima' dan setelah jima'. Termasuk juga
penglihatan dan pendengaran, juga tempat-tempat rangsangan pada
telinga, mulut, kerongkongan, tengkuk, celah paha, pinggang, puting,
payudara, ibu jari kaki dan lain-lainnya di samping zakar dan faraj,
juga merupakan anggota jima'. Jadi terlalu sempit jika menganggap hanya zakar
dan faraj saja anggota jima' itu.
Mengetahui
anggota jima' memiliki manfaat yang besar untuk ke-berhasilan
melakukan jima' yang memuaskan dan berkualitas. Sifat-sifat
anggota jima' dan bagaimana cara merangsangnya untuk membangkitkan gairah dan
memberikan kenikmatan perlu diketahui oleh suami untuk
memberikan kenikmatan dan orgasme kepada isteri, dan isteri
pun perlu mengetahuinya untuk dapat melayani suami dengan
memuaskan.
Pendidikan seks barat membahas anggota jima'
ini dari sudut pengetahuan modern. Namun ada beberapa anggota
jima' yang tidak disentuh oleh pengetahuan barat, dan hanya
diketahui oleh Islam dan masyarakat timur. Beberapa contoh misalnya:
Lima titik gairah, fungsi dan kelebihan biji zakar, fungsi dan kelebihan
urat jarum; kaidah-kaidah rangsangan istimta yang tertib dan penuh
rahasia; tiga lubuk nafsu, rahasia perddaran mani (nafsu) dan
sebagainya.
Pengetahuan yang rinci mengenai hal ini
menjadi dasar bagi keberhasilan berjima' dengan memuaskan dan berkesan tanpa
menyakiti perasaan pasangan. Faktor ini penting karena jima' bukan untuk mencapai
kepuasan sendiri saja, tapi pemberian nafkah batin yang baik, lemah
lembut, beradab serta sesuai waktu dan tempatnya. Seperti pepatah
Melayu mengatakan, "Nafkah batin itu seolah-olah mencari lauk pauk
untuk makan isteri." Maka yang pertama harus diketahui adalah kesukaannya,
kemudian merancangnya agar tidak hanya men-cari lauk yang
serupa setiap hari, karena itu menjemukan.